Puji Syariat Islam di Aceh : Pemuda Bosnia dan Dara Kroasia akan kembali lagi ke Aceh -->

Header Menu

Puji Syariat Islam di Aceh : Pemuda Bosnia dan Dara Kroasia akan kembali lagi ke Aceh

Munawir M. Jamil
Friday 17 July 2020


AP ACEH,Banda Aceh- Dua non muslim yaitu Sasa yang berasal dari Bosnia dan Stella dari Kroasia, yang kini keduanya bermukim di Munich, Jerman, memuji Syariat Islam yang diterapkan di Aceh. 

Mereka juga memuji perilaku orang Aceh yang mereka nilai sangat ramah dan sopan.

Ramadhan Moeslem Arrasuly, seorang seniman reggae asal Aceh yang lebih dikenal dengan panggilan Made, dalam laporan tertulisnya kepada aceHTrend, Jumat (24//8/2018) 

menyebutkan, Sasa dan Stella datang ke Aceh dalam rangka membuat video klip Dara Atjeh yang sedang digarap oleh Made.

“Kami merasakan sangat dihormati, orang-orang Aceh sangatlah ramah dan sangat membantu selama kami berlibur, setiap orang Aceh berusaha untuk menyambut kedatangan kami dengan baik, budaya di Aceh sangat berbeda dengan di mana kami tumbuh hinnga dewasa, baik di Negara kami berasal,ataupun dinegara tempat kami tinggal sekarang ini yaitu Munich, Germany,” 

kata keduanya seperti diulang oleh Made.


Kepada Made mereka mengatakan, keduanya mendapatkan pengalaman dan hal yang baru selama berada di Aceh, 

baik itu yang berkenaan dengan hal makanan tradisional, tarian tradisional, masyarakat lokal, tentang ajaran Islam khususnya hukum syari’ah.


“Itu semua sama sekali tidak pernah kami dapatkan sebelumnya baik di negara kami berasal Bosnia dan Croatia ataupun di tempat kami besar dan di tempat tinggal kami sekarang ini Munich, Germany.

kami sangat suka cara hidup masyarakat Aceh, kami banyak mendapatkan teman-teman baru dan seakan-akan seperti saudara kami sendiri,sementara kami ini adalah non muslim, 

kami memiliki niat untuk berkunjung lagi ke provinsi Aceh, menjalani tradisi Aceh dan bertemu lagi teman-teman, saudara-saudara yang berada di Aceh khususnya di kota Banda Aceh,” 

kata Sasa dan diamini oleh Stella.

Moeslem menjelaskan, Sasa adalah seorang pemuda 23 tahun, seorang Produser Film muda dan berbakat, aktifitasnya adalah sebagai photographer dan vidiographer, 

sementara Stella perempuan 26 tahun ia adalah seorang photografer dan designer.

Made menyebutkan, selama di Aceh mereka sering nongkrong di warung kopi. 

Mereka tiba di Aceh sehari sebelum peringatan 13 tahun penandatangan Nota Kesepahaman RI-GAM yang dikenal dengan MoU Helsinki.

Selain keliling Banda Aceh, mereka juga sempat ke hutan Ulu Masen, Sampoinit tepat pada sehari sebelum hari kemerdekaan Indonesia. 

Mereka juga ikut merayakan HUT ke-73 RI di Ulu Masen, kemudian juga berlibur beberapa hari di Sabang, Pulau Weh.

Sehari sebelum mereka meninggalkan kota Banda Aceh, bertepatan dengan malam hari raya Iduladha 1 dzulhijjah 1439 H, 

terlebih dahulu Made dan kedua temannya menyelesaikan sebuah Vidio Klip lagu yang berjudul: Dara Atjeh, karya Made, yang juga seorang seniman seni musik modern dan tradisional, 

yang memiliki sebuah komunitas Musik “Melayu Aceh and Reggae” (Made In Made) band, dia (Made, red).

“Nantinya kami pasti akan kembali lagi khususnya untuk menyelesaikan video klip lagu yang lainnya, salah satunya lagu yang berjudul : I Love Rapa’I, dan juga ingin mendapatkan alat musik Rapa’i pemberian Made yang batal kami bawa, dikarenakan isi tas kami sangat penuh,” kata Stella.

Sebelum pulang, tambah Made, kedua bule muda itu mengatakan: “Aceh is Bereh!”

Sumber : acehtrend